Diberdayakan oleh Blogger.
Terima kasih sudah
berkenan mampir
ke "rumah" sederhana ini,
Semoga dapat
memberikan manfaat..:)



RSS

[Allah Maha Mengetahui Setiap Keinginan Hambanya]

“Para penghafal al-qur’an atau pecinta al-qur'an itu apa saja yang di inginkannya pasti terkabul, bahkan sebelum ia sempat menyampaikan keinginan dalam hati melalui bibirnya sendiri”
Sekitar 7 tahun lalu, salah satu ustazah pernah becerita kepada saya dan teman-teman mengenai keistimewaan para penghafal al-qur’an atau yang suka membacanya. Sebelum mulai bercerita beliau menegaskan kepada kami bahwa “Para penghafal al-qur’an atau pecinta al-qur'an itu apa saja yang di inginkannya pasti terkabul, bahkan sebelum ia sempat menyampaikan keinginan dalam hati melalui bibirnya sendiri”.
Masih dalam suasana sekitar 7 tahun tersebut ustazah kami mulai bercerita.
“Keluarga Umun* termasuk  keluarga yang berpengahsilan pas-pasan, untuk bisa membeli makanan dan kebutuhan sehari-haripun kami sudah sangat bersyukur. Melihat situasi keluarga seperti itu, Umun dan saudara-saudara yang lain sadar betul bahwa untuk meminta ini itu tidaklah mungkin adanya, karna itu sama saja membebani pikiran orang tua kami.
Saat Umun masih menjadi santriwati, setiap hari orang tua Umun selalu mengantarkan nasi dengan tambahan lauk ala kadarnya saja, dan Umun merasa cukup akan hal itu. Begitu seterusnya tiap tiga kali dalam sehari. Hingga di suatu hari Umun sangaaat ingin sekali makan bubur kacang hijau sebagai hidangan untuk buka puasa, intinya benar-benar sangat ingin bubur kacang ijo.  Aah...tapi itu hanya sekedar keinginan yang tidak ajan diutarakan kepada orang tua Umun, kenapa? Alasannya seperti yang kalian tahu sendiri, ekonomi keluarga saat itu tidak mendukung, jadi tinggalag bubur kacang ijo menjadi keinginan yang hanya bisa diutarakan di dalam hati saja.
Hari itu, ketika sebentar lagi azan berkumandang menandakan waktu berbuka sudah mulai tiba, seperti biasa orang tua Umun datang membawakan nasi karna tau bahwa Umun sedang berpuasa. Jika biasanya dalam kantong plastik isinya hanya satu bungkus nasi, entah kenapa untuk saat ini seperti ada yang berbeda, terasa lebih berat. Ketika Umun buka ikatan plastik ternyata di dalamnya sudah ada sebungkus nasi ditambah satu bungkusan lagi berupa bubur kacang ijo yang masih hangat. Dalam hati Umun hanya bisa berucap syukur sebanyak-banyaknya, tak tahu ingin berkata apa rasa haru tiba-tiba menjelma dalam diri. Kata orang tua Umun, bubur kacang ijonya merupakan pemberian tetangga untuk keluarga dirumah, tapi karna diingatnya Umun yang sedang berpuasa, maka diantarah sebagain dari bubur itu ke Pondok.”
Subhanallah....itu merupakan salah satu kisah inspiratif yang pernah saya langsung dari pembimbing tahfiz semasa di Pondok dulu, dan ini menjadi salah satu alasan saya ntuk lebih semangat lagi dalam menghafal al-qur’an.
Tapi ini kisah sekitar 7 tahun lalu kawan, ketika saya sedang duduk di bangku kelas dua tsanawiyyah dan semangat menghafal al-qur’an sedang berada di puncak-puncaknya. Tahun demi tahun silih berganti, jumlah hafalan yang saya milikipun hanya sedikit yang bertambah. Hingga tamat dari Pondok pun masih belum bisa mengalami penambahan secara signifikan. Sadar akan hal tersebut maka sayapun bernazar dalam hati, “jika saya kuliah di Lombok, maka saya akan tetap pergi setor hafalan ke Pondok”. Satu tahun pertama kelulusan, rupanya itu hanya sekedar nazar palsu, karna buktinya saya tak pernah hadir. Memasuki tahun kedua saya mulai merasa seperti ada yang mengganjal dalam hati karna terbanyang akan nazar tersebut, maka saya mencoba menghubungi kembali ustazah pembimbing tahfiz di podok dulu dan alhamdulillah beliau berlapang hati memberitahukan saya jadwal tahfiz. Mulai dari saat itu saya kembali melengkapi beberapa hafalan yang masih tertinggal di Pondok dulu. Tapi ini pun tidak berlangsung lama teman, hanya sekitar dua atau tiga bulan saya kembali tidak menyetor, dengan berbagai macam alasan. Begitu seterusnya hadir satu kali sebulan kemudian tidak hadir berbula-bulan.
Kemarin saat mulai memasuki akhir liburan semester ganjil, saya kembali mencoba mulai menyetor hafalan. Ada kejadian yang membuat saya akhirnya cukup terpukul dan membuat saya sadar bahwa selama ini saya sudah terlalu jauh berjalan-jalan tanpa tujuan yang jelas atau dalam bahasa sasak dikenal dengan istilah “ngelamang”.
Hari itu, sepulang dari menyetor hafalan saya mampir di toko terdekat dari Pondok untuk membelikan barang-barang titipan orang rumah. Saat tiba di kasir, pelayannya mengatakan ke salah satu pembeli sebelum saya bahwa roti yang diambil sebaiknya diganti karna yang di beli merupakan roti lama.  Melihat perbincangan mereka, sempat terbesit dalam hati saya keinginan untuk membeli roti juga, tapi karna takut uang yang saya bawa tidak pas, maka saya urungkan niat tersebut.
Setelah sampai rumah dan bersantai-santai di depan tv, mamak saya datang dengan membawa sebuah bingkisan ditangannya. Ketika saya hampiri ternyata isinya full dengan potongan kue black forres yang sangat menggugah selera. Ketika saya tanya ini kue dititipin untuk siapa, mamak saya menjawab “ini bukan titipan orang tapi emang untuk keluarga kita”. Waahh...ini sungguh  suatu skenario allah yang sungguh indah kwan. Rasanya  keinginan saya untuk membeli roti yang batal tadi langsung terijabah dengan digantiak  kedatangan sekotak kue black forres berlumurkan coklat diatasnya.  Mamak saya orangnya kurang suka beli jajan atau kue-kue yang dijual kebanyakan orang, menurut beliu kalo jajan lebih baik buat sendiri disamping lebih hemat juga hasilnya lebih banyak. Tapi lain cerita untuk saat ini kawan, alasan mamak saya membeli satu kotak karna harganya sangat murah, cuma rp 15.000, padahal jika tiap potong kue tersebut dihargakan rp 1.500 atau rp 2.000 kemudian dikalikan dengan +/- 50 potong kue harga per kotaknya bisa mencapai sekita 75 atau 100 ribu. Harga yang cukup fantastis bukan ?.usut punya usut...kenapa harga kuenya bisa turun drastis dari perkiraan ? Ternyata alsannya karna tetangga saya tempat mamak beli kue ini sedang jengkel dikarnakan pemesan asli kue black forresini tidak bisa dihubgungi untuk mengambil pesannya dari pagi hingga sore. Disebabkan rasa jengkel serta waktu yang sebentar lagi akan magrib. Akhirnya tetangga ini menawarkan kue tersebut kepada mamak saya dengan harga cukup fantastis tersebut, tanpa pikir panjang akhirnya mamak saya langsung membeli tanpa berpikir panjang.


Mulai saat itu..akhirnya saya kembali terigat akan pesan dan cerita ustazah saya tentang bubur kacang ijonya diatas tadi. Beliau seorang hafizoh dan beliau telah membuktikan sendiri bahwa perkataanya yang menyatakan bahwa “para penghafal al-qur’an atau pecinta al-qur’an itu apa saja yang di inginkannya pasti terkabul, bahkan sebelum ia sempat menyampaikan keinginan dalam hati melalui bibirnya sendiri” benar adanya. Tapi teruntuk saya yang kembali menjadi pemula dalam menghafal al-qur’an, kisah kue black forres ini menajdi semacam teguran dari Allah buat saya pribadi, agar segera berbenah dan memperbaiki arah tujuan hidup, berhenti “ngelamang” kesan-kemari. Harus sadar betul bahwa seyogyanya orentasi hidup harus ditujukan untuk meraih ridha allah agar menjadi hamba pilihan yang diberkati nikmatnya surga yang tidak terkira. Hidup di dunia ini hanya sementara dan hanya kepadaNya lah kita akan dikembalikan.

*Umun ; sebutan lain untuk ustazah

Ditulis pada tanggal 5/3/2017, Pukul 01:25 am

#MyTrueStory #NulisRandom2017

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar