Diberdayakan oleh Blogger.
Terima kasih sudah
berkenan mampir
ke "rumah" sederhana ini,
Semoga dapat
memberikan manfaat..:)



RSS

[Bersabarlah Seperti Air]

Bersabarlah seperti air. Terus mengalir ke bawah sesuai hukum alamnya, ketemu rintangan dia berbelok, ketemu celah kecil dia nyelip, ketemu batu dia menyibak, ketemu bendungan, dia terusss mengumpulkan diri sendiri, hingga semakin banyak, semakin tinggi, penuh terlampui bendungan tersebut, untuk mengalir lagi. Seolah dia tidak melakukan apapun, hanya diam, sabar, tenang, tapi sedang terus berusaha habis2an.
Bersabarlah seperti air, ketika orang2 tidak tahu betapa besar dan menakjubkannya rasa sabar tersebut.
*Tere Liye

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

[Tawa yang Tidak Akan Terlupa]



Malam ini cukup heboh dengan suara gelak tawa kami, terutama bapak yang biasanya sedikit jaga imej tumben – tumbennya bisa ketawa sampai  hampir terlihat semua giginya. Berawal  pada saat kami sedang makan malam dan menonton acara “Mata Najwa”  yang membahas film “Surat Dari Praha” _ yang akan mulai tayang besok di seluruh bioskop Indonesia (promosi sedikit).
Secara singkat film ini diangkat dari kisah nyata beberapa tokoh yang di latar belakangi akan kejadian di masa orde baru dulu. Membahas ini berlanjut dengan pembicaran kami (Bapak, Saya dan Adek Icha) mengenai  kejadian Tritura,  G30S/PKI, Komunis, Zaman Orde Baru, Proklamasi dan Keukuhan saya agar dapat izin menonton filmnya besok.
Membahas  Tritura, awalnya yang ditanya oleh bapak adalah kepanjangan dari tritura saja yang seinget saya pokoknya ada istilah “penuntutan” sama terdiri dari tiga peryataan didalamnya,  sedangkan adek icha udah pasrah gak bisa jawab karna lupa. Alhasil kami pun dapat sindiran halus, sehalus kain sutra “ tuu kaaaan karna jarang baca buku tapi rajin maen Hp sama leptop siih...!!”. Saya sama adek icha pun gak mau kalah sama bapak, kami berdua melakukan pembelaan dengan mengatakan bahwa karna bapak jadi guru PKn lah makanya tau kepanjangan Tritura, pelajaran PKn kan bersaudara dengan pelajaran Sejarah, iya gak..? (iya iyain daah.. J ). Mendengar pembelaan Kami akhirnya bapak pun memberitahukan kepanjangan Tritura yakni Tiga Tuntutan Rakyat dan apa saja isi dari peryataan tersebut. Setelah mangguk-mangguk tanda paham kami, pembicaraan berlanjut membahas mengenai kejadian G30S/PKI, Komunis, dan Zaman Orde, yang kita skip saja karna terlalu panjang jika saya ingin mengetiknya disini.
Akhirnya  gak tau dari mana tiba – tiba pembicaraannya berlanjut mengenai isi dari proklamasi. Kami bertiga (saya mama’ dan adek icha) di tes, awalnya kami mah jawabnya bareng  tapi karna masih belum tepat akhirnya di tes satu-satu. Giliran pertama di mulai dari Mama’...
“PROKLAMASI...Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia ialah hak segala  SEGALA BANGSA dan oleh sebab itu penjajahan di atas Dunia...” ( hening sejenak) saya bapak sama dek icha yang menyimak dengan serius  dari awal langsung ketawa cekikikan..(terlebih bapak yaa...tumben liat beliau ketawa sampe sakit perut mungkin efek baru selese makan kali yaa..)
Di sela-sela tawa saya pun bertanya “kok larinya ke isi Pembukaan UUD  45 Maa’  ?? “ dan akhirnya Mama pun ikut ketawa cekikikan.
Kemudian berlanjut ke giliran saya sama adek icha yang jawaban kami pun masih dianggap belum pas, malaupun gak semelenceng jawaban mama’ diatas  (hahaha..disini gak ada unsur menjelekkan nama mama saya yaa...ini Cuma bentuk spontanitas kami sekeluarga untuk ketawa). Sampai akhirnya  sama seperti Tritura tadi, Bapak pun  memberi tahu isi Proklamasi secara lengkap dan akurat tanpa ada kesalahan sedikitpun (Maklum Guru PKn..ekhem..). karna tadi  masih belum lengkap akhirnya kami di tes ulang dan hasilnya cukup bagus lah...terutama adek icha yang bisa ikutin jawaban bapak secara akurat walau ada kurang satu atau dua kata. Kalo saya pribadi karna udah capek ketawa hanya bisa bilang “sama kayak jawabannya Icha Pak, Ami Copast aja..hehehe “.
Lalu bagaimana dengan mama’ saya tercinta..beliau jangan ditanya lagi..soalnya sudah dengan manisnya beliau tidur di pangkuan bapak dan menganggap tawa kami tadi sekedar angin lalu.
Kambali ke masalah minta izin untuk nonton besok yang awalnya gak di izinin, kemudian kalo mau nonton harus baca dulu buku-buku  mengenai G30S/PKI , pemerintahan di  Zaman Orde Baru kemudian coba nonton Vidio amatirnya (yang sebenernya beliau sambil menyarankan baca buku-buku  tsb, beliau juga menceritakan beberapa inti kejadian didalamnya, jadi secara tak langsung tanpa harus membaca saya cukup tau laah, besok kalo ada waktu luang baru coba cari reverensinya J ), hingga akhirnya dapet juga lampu hijau untuk nonton besok...asyeek...
Disini Manusia hanya bisa berencana..tapi tetap dan tak bisa di ganggu gugat bahwasannya Allah lah yang akan menjadi penentu..jadi atau gak jadinya...

By : Umara’ Nur Rahmi
Ditulis dari pukul 11:45 PM sampai 00:51 AM (27-01-2016 s/d 28-01-2016)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS